Patah Tersebab Tetes Darah

Patah Tersebab Tetes Darah


Aku pernah berkali-kali dihujani sumpah serapah, bahkan amuk amarah harus berakhir dengan tetesan darah.

Perjalanan hidup memang tak selalu baik-baik saja. Harus ribuan kali ditempa segala luka, demi membuatku percaya bahwa lara bukan untuk selamanya. Namun, terkadang aku berpikir, "Apakah segala nestapa ini adalah takdir?" Ketika aku merasa bahwa selalu saja sendirian, tanpa ada sandaran yang membuatku mampu untuk bertahan. Terutama jika seseorang yang menjadi tempat kuanggap nyaman, merupakan alasan di mana segala luka itu harus hadir tanpa ada kesudahan. Ya, itu kau, Puan.

Logika terkadang tak mampu menjaga posisinya, ketika aku terlalu hebat jika telah jatuh cinta. Ya, aku sebodoh itu saat terlalu memberikan rasa percaya. Perasaan dalam hati selalu saja bertahta dengan megah, menepis segala asumsi perihal batinku yang terus saja berdarah.

Dalam ruang imajinasi, aku pernah dihadapkan dengan racun, senapan, bahkan tali. Tinggal pilih yang mana saja sesuka hati, bagaimana cara terindah untuk bertemu dengan mati. Memilih untuk lari dari dunia yang tak pernah menghadirkan pelangi, berharap surga ataupun neraka menjadi tempat abadi. Tak masalah mau yang mana, toh, sama saja, daripada harus tersayat lara yang tak juga kunjung binasa.

Aku bodoh? Memang, iya. Lalu menurutmu aku harus apa? Aku harus bagaimana?

Aku sudah terlalu lelah, pasrah oleh segala luka yang kau torehkan dengan begitu bedebah. Kupikir, keabadian adalah tempat agar aku mampu melepaskan wajah kedua; abadi tanpa harus berpura-pura bahagia di antara tatap iba manusia.

Kemudian, petir menggelegar dalam kepalaku yang terlampau lugu, menyambar hingga ke relung hati yang sudah terlalu lama menguasaiku. Aku tertampar dengan kasar, ketika sabar sudah tak mampu lagi berkelakar. Dalam hening yang paling diam, aku mencoba untuk bangkit, meskipun harus menikmati segala sakit dengan perasaan yang begitu rumit.

Melepaskanmu adalah jalan terbaik satu-satunya, ketika aku sudah terlalu lama memelihara luka yang sangat luar biasa. Meskipun aku masih berpikir bahwa kau adalah orang yang terakhir, tetapi kau juga yang membuat tetesan air mataku deras mengalir. Puan, apakah kau tahu? Sudah cukup bagiku untuk terus mengupayakanmu, terlampau sering kau membuat semestaku menjadi kelabu.

Pada akhirnya aku harus mampu untuk berdiri sendiri, pun jika itu berada di antara persimpangan logika dan hati. Cukup bagiku untuk menghujanimu dengan derai tangis, setelahnya biarkan aku pergi dengan tetesan air mata darah yang tercucur habis.

Mungkin ini adalah pelajaran yang harus dibayar dengan tetesan darah, agar membuatku paham bahwa segala rasa sakit tidak harus disikapi dengan tabah.

Terima kasih, Puan, telah membentuk dinding tebal di sela-sela hatiku yang terlampau rapuh dan membiarkan logikaku mampu menjaga posisinya untuk tetap utuh. Kini, rasa sakit bagiku bukanlah hal yang perlu aku takuti, karena bayangan kematian terburuk pun juga pernah hadir di persimpangan logika dan hati.

Di setiap pijakan kaki yang kini aku lalui langkah demi langkah, segala resah dan gundah itu pernah menjadi sebuah kisah—adalah tetesan darah yang kupaksakan untuk patah.





—Rizky Satria
#patahanaksara


4 Desember 2023

Patah Tersebab Tetes Darah Patah Tersebab Tetes Darah Reviewed by hvman on December 04, 2023 Rating: 5

4 comments:

  1. Pilihan diksinya 👍👍👍👍👍. Baca tulisan ini, ga tau fiksi atau based on kisah nyata, tapi sakitnya ikut terasaaa. Apalagi bagi yg pernah ngerasain sakit hati. Tau bangtttt lah sakitnya di awal kayak apa. Seolah dunia bakal berakhir, walopun beberapa bulan setelahnya, kita sadar, kalo hati ternyata bisa sembuh kok 😊. Semua tergantung waktu ❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Kak, memang butuh waktu untuk sadar dan kembali berdikari setelahnya. :)

      Delete
  2. kok aku bacanya sampai berasa 'ngenes' gitu yaaa...apalagi ditambah gambarnya yg dark..jadi berasa bener2 menderita sampai ke hati terdalam :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya memang agak nyelekit diksinya. Terima kasih sudah dibaca ya, Kak. :3

      Delete

Powered by Blogger.

Pages

Label